Friday, April 16, 2010

BEAUTIFUL PART....

Maaf para pembaca tercinta, sebelum kita memasuki gerbang BEAUTIFUL PART 3, kita harus melewati perbatasan dulu. mari kita simak PART kedua dulu yang masih berlanjut...

Gluduk kenceng tiba-tiba menyambar, membuat Seby terlonjak mundur.
BRAKKK...
Saking kagetnya, Seby menabrak pintu kayu yang sudah rapuh itu. Jatuhnya pintu, membuat bukan Seby doang yang kaget, tapi juga Rio. keduanya menoleh kebelakang, menyaksikan pintu malang itu tumbang dengan slow motion.

Mulut Seby membulat, sama bulatnya dengan kedua matanya.
Rio terbelalak dengan kedua alis naik keatas.

"Widiihhh....perkasa juga ya lo! pintu ampe ambruk gitu cuma elo senggol doang," gumam Rio lirih. Seby menelan ludah.

Untuk beberapa saat keduanya mematung memandangi pintu yang udah roboh itu dengan serpihan-serpihan kayu di sekitarnya. Seby mendongakkan kepalanya, di hadapannya terbentang ruangan luas yang gelap dan kosong. Ini toh isinya bangunan tua yang selama ini ia lewati tiap pulang sekolah?

"Glek," Seby kembali menatap pintu malang itu.
"Mending elo lapor RT terdekat deh," usul Rio membuat Seby melirik tajam. "Eit, kenapa ngelirik gue gitu? ya elo emang harus lapor sama RT, ini kan bangunan di daerah sini. kudu tanggung jawab lo! udah ngerusakin rumah orang"
"Ini tuh rumah kosong tauk!" cibir Seby sebal.

Seby memandang hujan di hadapannya. meski masih deras, geledeknya udah nggak seserem tadi. "Ah, gue nekat pulang aja kali ya! toh tugas gue udah basah ini. daripada gue disini, di recokin ama cowok rese ini"

Baru saja Seby siap beranjak pergi, Rio berseru "HEH, mau kemana lo?"
Seby menghentikan langkahnya. "Pulanglah!"
"Pulang? enak banget lo! tanggung jawab nih pintu. nanti di kira orang-orang, gue yang ngerusakin lagi,"
Seby mengerutkan alisnya. Ini kan bangunan kosong, buat apa dia tanggung jawab? lagian mau tanggung jawab sama sapa? nggak ada pemiliknya!
"Auk ah! nggak ada yang punya tau! jadi nggak bakal ada yang marah," jawab Seby cuek dan siap melangkah. Rio segera menarik tangan Seby.
"Nggak bisa! biar gimanapun ini tuh sebauh bangunan yang udah di bangun sama orang dengan sepenuh harapan dan kerja keras. tanggung jawab dong! gue laporin nih sama orang sekampung"

Seby terkejut. "Bener-bener edan nih cowok!" batinnya.

"Gini aja deh, terserah elo mau ngapain tapi gue mau balik. badan gue udah basah semua. Dingin! tugas sekolah gue juga banyak. besok gue kudu masuk pagi-pagi. Kalau gue kudu tanggung jawab, gue pasti akan lakuin tapi ke siapa? kasih tau gue kalau elo tau"

Rio terdiam dengan mimik sedang berpikir. "Iya juga ya. Tanggung jawab ke sapa ya?" gumamnya. Seby menghembuskan napas. Sabar...Sabar...

"Yaudah deh elo pulang sono. Belajar yang bener! jangan pacaran mulu, dengerin kata guru sama orang tua. Jangan malu-maluin bangsa ini. Jangan ikut-ikutan orang atas sono yang pada korupsi, tukang boong dan tukang palak. Jadi cewek jangan gampangan. Apalagi el-"

"oke! makasih atas nasehatnya!" potong Seby langsung. ia pun segera berlari menembus hujan sambil memeluk tasnya erat-erat. Sekilas Rio tersenyum memperhatikannya.

Rio mengeluarkan sebuah benda dari balik saku celananya. HP keluaran terbaru itu sedikit basah namun masih bisa berfungsi dengan baik. Di tekannya sebuah nomer.
"Bar, tolong sms-in nomer yang tadi dong. Cepet ya! mungkin setengah jam lagi gue sampai sana. oke! thanks anyway,"

Rio menatap pintu di belakangnya yang sudah rubuh dengan tatapan penuh maksud.
"Seby ya?" gumamnya mengetuk-ngetuk LCD hpnya. beberapa detik kemudian, sebuah sms masuk menampilkan deretan angka yang mampu membuat Rio tersenyum lebar.

Huweeeiiitttt.....ada apa dengan RIO? kok dia senyum-senyum nggak jelas gitu ya? tunggu di part 3 aja ya...karena saya mau bercerita sebentar tentang seseorang yang di panggil Jelita.

Jelita menghempaskan badannya diatas tempat tidur berukuran sedang itu. I memejamkan matanya sejenak. Suara samar-samar hujan di luar menelisik masuk ke telinganya. Ia melirik tumpukan buku di atas meja belajar yang berdiri tepat di samping kasurnya. melihat tumpukan buku itu, segera membuatnya untuk menghubungi sseorang. Tapi baru saja ia ingin menelpon, seorang cowok sudah masuk menerjang kamarnya.

"JELITA!!!!! baru pulang lo?" serunya memekakkan telinga. Jelita terlonjak bangun.
"Dasar toa lo! apaan?" Jelita melemparkan sebuah bantal kecil kearah cowok yang memiliki warna mata yang sama dengannya.

"Bantuin gue ngerjain matematika dong!" cowok itu mengambil duduk di kasur Jelita dan dalam hitungan detik, kasur itu sudah di monopoli olehnya.
"Bantuin? bilang aja elo nyuruh gue ngerjain tugas elo,"
cowok itu meringis. "Yap! tolong ya! ntar gue kas-"
"Nggak usah janji-janji deh! udah mana PR lo?" Jelita menyodorkan tangannya. cowok itu bangkit dan langsung menarik Jelita dalam pelukannya.
"YA AMPUN JELITAAAA!!!! ELO EMANG ADIK TERBAIK GUE!!!" dengan semangatnya, cowok itu memeluk Jelita dan menggoyang-gooyangkan ke kanan ke kiri.
"OZAN, GUE BISA MATI NIHH!!!!" seru Jelita memukul-mukul lengan kakaknya yang kerempeng.
Ozan-pun melepas pelukannya dan ia beranjak berdiri.

"Ohya, elo tadi disuruh ibu buang sampah tuh, abis itu suruh beli tepung di warung depan!" katanya lalu beranjak pergi.
Seby menghembuskan napas berat. "Hidup gue kok cuma di suruh-suruh mulu sih!!" gerutunya sambil beranjak berdiri dan berjalan malas keluar kamar.

Udah hujan, masih aja disuruh ke warung depan. Seby berjalan serampangan di bawah payung kembang-kembang milik neneknya.Begitu sampai warung, ia segera membeli apa yang di pesan Ibunya. ternyata Bira bohong. Katanya suruh beliin tepung doang, Tapi ini dari segala jenis bumbu dapur di suruh beliin semua. ampe Seby kerepotan bawanya. Abang-abang tukang bangunan yang lagi nongkrong di dalam bangunan yang baru setengah jadi, ampe keheranan dan ngedoain supaya belanjaannya nggak jatoh semua.
"Neng, abang doain semoga belanjaannya selamat ampe tujuan ya!" serunya dari dalam bangunan. Seby manyun sebal.

Begitu sampai pagar rumahnya, seorang cewek seumuran dengannya yang tinggal di depan rumahnya, berseru menyapa. "Wah, ngeborong nih!"
Jelita hanya tersenyum tipis.

Ibunya sudah menanti di teras depan, ikutan nimbrung menjawab sapaan cewek depan rumah itu. "Iya nih, dek Dhea. Kan jarang banget anak cewek satu ini di suruh. sekali-sekali cewek harus mau di suruh belanja. kamu lagi apa? hari ini nyoba masak apa lagi nih? Tante boleh nggak nyicipin?"

Seby dengan muka di tekuk masuk kedalam rumah tak mempedulikan obrolan antar tetangga itu.

Beberapa saat kemudian, Ibunya masuk kedalam dapur menghampiri Jelita.
"Tuh, tadi Dhea cerita baru masak Se...se apa gitu. nama masakan Eropa. pinter lo! mbok kamu itu belajar sama dia. cewek-cewek harus bisa masak. ini boro-boro bisa masak, suruh belanja aja ogah,"
Seby makin menekuk wajahnya.

Sambil mengeluarkan semua bahan yang baru saja ia beli, di pikirannya melayang-layang adegan saat ia sedang berkutat dengan alat penggorengan dan teman-temannya. Dengan gaya ala chef farah Queen, Jelita menggoyang-goyangkan penggorengan isi cah kangkung. Jengkol segede-gede batu, berterbangan lincah dan bercampur bersama kangkung saat ia menggoyangkan penggorengannya. Dhea mah kalah jauh!

"Heh, ngelamun aja! udah gih sana nyapu dulu," Ibu menepuk bahu Jelita. Kalau ada termometer mood, saat ini termometer Jelita yang tadinya diatas, mendadak langsung turun ke bawah.

Gimana? udah baca kan tadi sekilas tentang Jelita? mau tau lebih lengkap lagi tentang Jelita? lagian apa sih hubunganya Jelita dengan kisah sebelumnya, yaitu kisahnya Rio dan Seby? terus ada apa dibalik senyuman Rio? terus...terus...
Daripada bertanya-tanya, tunggu saja di part 3. akan ada kejutannnn....^^


Read more...

Thursday, April 15, 2010

BEAUTIFUL PART 2

"Pulsa?"

si pengendara motor itu nyengir kuda.

"Sebenernya sih saya butuh jas hujan, Mbak! tapi kalau mbak mau ngasih pulsa juga oke kok,"
Gadis itu makin mengerutkan keningnya. "Hah?"

"Gimana? ada nggak?"
"Eng...ada apa ya?" si gadis mengerjapkan mata.
"Pulsanya? atau mbak punya jas hujan?"
Gadis itu bengong cengoh. Si pengendara motor mengulum senyum kecil yang lambat laun menjadi tawa.
Gadis itu makin bengong cengoh tapi tau-tau bibirnya melebar membentuk cengiran kaku.
"Hehehe...lucu ya, Mas? ada apa sih?" tanyanya innocent.
Pengendara motor itu melepaskan jaketnya. Ada cipratan air yang mengenai wajah si gadis.
"Ups, sorry!"

Gadis itu memperhatikan si cowok yang mengibar-ngibaskan jaketnya, membuat si gadis bergidik menjauh takut kecipratan airnya.
"Elo kan udah basah, ngapain jauh-jauh gitu? kecipratan dikit mah nggak ngaruh,"

si gadis membenarkan dalam hati.

"Ohya, jadi gimana? ada yang jual pulsa nggak?"
Meski masih agak bingung, gadis itu menggeleng menjawab pertanyaan si pengendara motor.
"Ta - tapi gue punya pulsa kok kalau cuma buat nelpon semenit doang,"
Sang pengendara motor tersenyum lebar.
"Minta dong! bentar doang. Dua puluh detik doang kok,"
Gadis itu menatap ragu si pengendara motor. Mengerti arti tatapannya, sang pengendara motor mengulurkan tangannya.

"Kenalin, nama gue Rio. Anak tunggal, rumah di daerah Kuningan sono, jago nyanyi, dari TK udah juara kelas, sejauh ini belum ada catatan kriminal. kalau elo masih nggak percaya, boleh kok KTP gue sebagai jaminannya,"
Gadis itu menelan ludah.

"Nih," Gadis berseragam SMA Dinamika itu mengulurkan hpnya. cowok pengendara motor itu menatap bengong hp itu. Bukan karena apa-apa tapi si gadis baru saja mengeluarkan hp dari dalam tasnya yang basah. dan hp itu terbungkus kantong plastik hitam lengkap dengan karet gelang berwarna kuning.

"Maklum kan tadi mau ujan. makanya gue bungkus plastik biar nggak rusak," katanya mengerti tatapan kaget Rio.
"Ohya, nama gue Seby,"

Dengan riang Rio mengambil hp milik Seby dan menekan sebuah nomer. Seby memeperhatikan Rio yang sedang menelpon.

"Bar, dimana sih tempatnya? ini gue kesasar! gue ada di daerah eng..." Rio menoleh kearah Seby meminta informasi daerah mana ini.
Seby mengangkat alis tak mengerti kenapa Rio ngeliatin dia. Rio frustasi, ternyata cewek SMA disampingnya ini lemot abis.
"Pokoknya di daerah Sudirman agak kesono dikit. nyenggol Tosari lah. ngelewatin tiga jembatan. nah, mana tuh? gimana? gue kudu kemana nih? mana disini ujan. design-nya udah gue bawa. kayaknya kena ujan dikit deh,"

Seby menebarkan pandangan ke sekeliling bangunan. Baru ia sadari kalau bangunan ini lumayan serem. untung pintunya tertutup, ia hanya melongo melalui jendela. mana kaca jendelanya udah pecah. di dalam bangunan yang lebih mirip kantpr Kelurahan itu, kosong melompong. tak ada kursi maupun meja, lantainyapun kotor banget. udah nggak jelas warna lantainya apa tuh.

"Nih, thank you ya!" tau-tau Rio udah menyerahkan hpnya.
"Dua puluh detik lebih nih kayaknya," gumam Seby melihat LCD hpnya. Rio mendelik.
"Ya mapun! elo daritadi tuh bengong ngitungin? wow! otak lo jalan juga ye?"
Seby mengerutkan keningnya dalam.
"Maksudnya?"
Rio nyengir lebar. ia memperhatikan Seby. Seby bergidik takut dengan pelan-pelan mengangkat tasnya menutupi dada. Bukan apa-apa, tapi kan saat ini kondisi Seby sedang berdiri dengan seragam basah kuyup tanpa jaket pula. udah gitu, dia cuma sendirian dengan kertas-kertas tugas di tangannya.

"Elo anak SMA favorit ya? kok bisa? em..." Rio mengetukkan jarinya di dagu. Seby membelalakan matanya. Tapi Seby berpura-pura cuek, ia tak menggubris cowok di sebelahnya.

"Hujan kok nggak berhenti-berhenti sih," kata Seby dalam hati sambil memperhatikan hujan dihadapannya.

"Rumah lo mana?" tanya Rio membuka obrolan. Seby melirik sekilas.
"Ada kok disana. Lagi nggak gue bawa nih," jawbnya cuek.
Rio terkikik. Seby melihat-lihat sekitar, berusaha tidak mempedulikan Rio.

"Ntar deh kalau ujannya udah berhenti, gue ganti pulsa elo" kata Rio lagi. kali ini Seby diam tak menjawab.
"Tapi elo tau nggak yang jualan pulsa disini mana? atau elo punya jas ujan? gue beliin sekarang deh kalau ada jas ujan,"
Seby menoleh cepat menatap Rio dengan kerutan kening.
"Yehh...dia balik lagi ke pertanyaan awal yang bikin gue bingung" batin Seby. Rio tertawa renyah melihat reaksi Seby.

"Elo sih jutek banget. Elo tuh masih muda, masih SMA, jangan jutek-jutek. Tadi aja gue kira elo udah emak-emak(Seby melotot syok). Tapi pas liat seragam elo, masih SMA toh"

Seby geleng-geleng kepala.
"Apa gue nekat aja lari buat pulang daripada disini sama cowok edan? cerewet pula! mana nyangka gue emak-emak. tapi tugas gue gimana?" batin Seby bingung.

Apa yang terjadi selanjutnya? Apa Seby nekat dan membuat tugasnya berantakan atau tetap stay dan mendengarkan celotehan Rio?
Masih ada BEAUTIFUL PART 3 kok, tenang aja...

Read more...

BEAUTIFUL

SIANG itu terasa sangat dingin. langit hitam gelap dan mengeluarkan suara bergemuruh. percikan cahaya singkat terlihat beberapa kali di langit. awan gelap bergelung memayungi kota Jakarta. Melihat keadaan yang seperti itu, seluruh penghuni SMA Dinamika pengen cepet-cepet pulang. Tak luput dengan seorang gadis berkucir kuda itu. Dengan kakinya yang jenjang, ia melangkah panjang-panjang menyebrangi lapangan basket yang luas. Lapangan basket yang luas yang biasanya selalu ramai dengan anak-anak cowok main basket, sekarang sepi. Tak ada satu cuilpun anak cowok atau anak cewek yang main basket disana. Mereka semua pada meluncur pulang mengingat cuaca buruk.

Gadis itu mengangkat sedikit tas slempangannya. "Aduh, mana tas berat banget! jadi susah deh jalannya," gerutunya menyebrangi gerbang sekolah. Sebuah mobil mewah melintas di sampingnya, begitu juga beberapa motor. Mereka semua adalah teman sekolahnya. Dengan sangat jelas, gadis itu mengenalinya. tapi tak satupun dari mereka menyapa sang gadis.
"Kalau mau ujan gini, pasti orang-orang pada ngawur deh jalannya. wah, siap-siap macet nih di jalan," gumamnya lagi melihat teman-temannya pada sembrono membawa mobil.

Baru sebentar ia berdiri di pinggir jalan, dekat halte bus, sebuah angkot sudah menepi. dengan cekatan, ia naik. jam segini angkot emang penuh dengan anak sekolah. Gadis itu mengenali beberapa seragam sekolah yang di apkai oleh penumpang angkot. Dari banyaknya penumpang, tak hanya dirinya saja yang memakai seragam SMA Dinamika. ada tiga orang perempuan yang gadis itu kenal sebagai kakak kelasnya. Gadis itu melirik sekilas dan melemparkan senyuman tipis. tapi ketiga kakak kelas itu pura-pura tak melihat dan lanjut mengobrol.
Gadis itu membuka tasnya. di lihatnya beberapa lembar kertas di dalam tasnya. "Ehm...semua tugas ada di tas nih. Kalau nanti ujan, bisa habis nih tugas," batinnya memandang kertas-kertas itu prihatin.

"Kiri, Bang!" seru si gadis pelan saat angkot melewati lampu merah. Sang angkot berhenti tepat di perempatan besar. Sebelum turun, gadis itu tersenyum sekilas pada ketiga kakak kelasnya meski kakak-kakak kelasnya pura-pura nggak liat.

"Makasih ya, Bang!" katanya setelah membayar ongkos.

Dengan langkah tergesah, ia menyebrangi perempatan besar itu. Hampir saja ia terlambar. Pas banget ia sudah menyebrang dan sampai trotoar, lampu berubah menjadi hijau dan banyak kendaraan melaju.
Ia masih harus berjalan jauh untuk sampai rumahnya. di sepanjang trotoar, ia berdoa semoga hujan tidak turun sebelum ia sampai di rumah. Tapi baru saja ia mendongak kelangit, hujan rintik mulai turun.

"Hujan! Gawatt!!!!" iapun makin mempercepat langkahnya.

Sial
sepertinay dirinya hari ini, karena baru me;ewati beberapa meter, hujan sudah berubah deras. Geledek menyambar kencang. ia pun mendekap tasnya erat-erat. Dalam pikirannya berputar-putar kertas tugas yang berlembar-lembar itu. Ia ingin sekali berteduh tapi di sepanjang jalan tidak ada pohon maupun bangunan yang bisa di pakai untuk berteduh. hanya ada trotoar saja. Dengan berlari kencang, ia berlari menyusuri trotoar. Ternyata ia tak sendirian, ada beberapa orang juga yang senasib dengan dirinya.

"Pake lupa bawa payung segala!"

Ia berbelok, meninggalkan jalan raya yang bertrotoar itu. Setelah berbelok, ia masih bisa di selamatkan oleh bangunan tua yang berdiri kokoh disana. Meski bangunan itu kosong, cat sudah berkelupas di sana sini, dan gentengnya juga udah ada yang pecah, tapi pagar bangunan itu udah bobrok dan rumputnya tidak terlalu tinggi. Ini karena ada beberapa warga yang membawa kambingnya untuk memakan rumput-rumput itu. Agak kaget juga di kota gede ini masih ada kambing. tapi emang bener ada kok.

Berbeda dengan tadi, kali ini tak ada orang yang menemaninya. Dimana orang-orang yang senasib dengannya tadi? yang lari-larian menyusuri trotoar?

Hal pertama yang ia lihat setelah ia mendapat tempat berteduh adalah isi tasnya. Apa kertas-kertas tugasnya sedang dalam keadaan aman?

"Yah...udah gue duga pasti gag bakal selamat. kudu ngerjain lagi nih"

Sebuah
motor cowok tiba-tiba menepi. Sang pengendara yang mengenakan jaket kulit coklat dan sarung tangan hitam itu mematikan motornya dan ikutan berteduh di samping sang gadis. Gadis itu tidak bisa melihat wajah sang pengendara lantaran helm full facenya yang masih di pakai.

Tapi setelah pengendara itu membuka helmnya, ia bisa melihat wajah pengendara itu yang ternyata cakep. Gadis itu tersenyum, pengendara itu membalas senyum.

Diam-diam gadis itu memoerhatikan sang pengendara. Jaketnya sudah basah kuyup, begitu juga rambutnya. Pengendara itu melepas sarung tangannya dan memerasnya. Gadis itu membulatkan mulutnya.

"Dari Sudirman kehujanan nih," katanya tanpa di tanya. Gadis itu tersenyum menjawabnya.

"Ohya, disini ada yang jualan pulsa nggak ya? atau Mbak jualan pulsa?"
Gadis itu mengerutkan kening bingung.

Loh ada apa ini? kenapa tiba-tiba si pengendara motor itu menanyakan pulsa? lalu bagaimana kelanjutan nasib tugas-tugasnya? sebenernya siapa sih si gadis itu? kenapa ketiga kakak kelas di angkot itu cuek aja sama si gadis?
Mau tau kelanjutannya? tunggu aja Part kedua nya. . .

Read more...

Wednesday, March 17, 2010

You Belong with me

Entahlah ini cuma lebai belaka atau emang perasaan gue aja.
tapi yang jelas, dari banyak sekian lagu di dunia ini [halah], cuma lagu ini yang pas banget buat gue.
emang sih banyak lagu yang juga cocok buat gue. tapi itu cuma sekedar kata2.
misalnya gini, gue gy fall down, terus ada lirik lagu yang cocok dengan keadaan gue itu. dan saat gue jatuh cinta, ada lirik juga yang cocok ngegambarin keadaan gue itu.
tapi ya cuma itu tadi, cuma cocok ngegambarin keadaan gue.
beda banget sama lagu ini. Ini lagu tuh bener2 yang gue alamin. dari setiap lirik di lagu ini, semuanya udah gue alamin. kejadian banget secara detail di diri gue. wow...kok bisa ya? waktu gue denger lagunya juga kaget.
begini liriknya...

YOU BELONG WITH ME

You're on the phone with your girlfriend, she's upset
she's going off about something that you said
cause she doesn't get your humor like I do

I'm in my room, it's typical Tuesday night
I'm listening to the kind of music she doesn't like
ans she'll never know your story like I do

CHORUS: but she wears short skirt, I wear T=Shirt
(She wear Highheels, I wear Sneakers)
She's cheer captain and I'm on the bleachers
Dreaming bout the day when you wake up
And find what you're looking for has been here the whole time

REFF: If you could see that I'm the one who understands you
been here all along so why can't you see
you belong with me, you belong with me

Standing by and waiting at your back door
all this time how could you not know baby,
you belong with me, you belong with me, you belong with me

Walkin'the street with you and your worn-out jeans
I can't help thingking this is how it ought to be
laughing on a park bench, thingking to my self
Hey isn't this easy

and you've got a smile that could light up this whole town
I haven't seen it in a while since she brought u down
you say you're fine, I know you're better than that
hey whatcha doing with a girl like that (CHORUS)

Oh, I remember you drivin'to my house in the middle of the night
I'm the one who makes you laugh, when you know you're bout to cry
and I know you're favorite songs and you tell me bout your dreams
think i know where you belong, think i know it's with me (REFF)

have you ever thought just maybe
you belong with me, you belong with me


well, gue punya sobat. kita deket, pastilah namanya juga sobat.
dan sobat gue punya cewek. just like this song.
baca, pahami dan resapi. seperti inilah yang terjadi di diri gue.
pas sobat gue gy marahan sama ceweknya di telpon, dia haha hihi sama gue. kita menggila bareng. bahkan dia rela malam-malam ke rumah gue cuma karena dia nyaman ama gue. seharusnya kan dia bisa pacaran sama gue karena dia nyamannya ama gue.
tapi meski begitu, gue sadar. gue itu bukan kayak ceweknya yang suka make rok kemana-mana, suka make high heels, gue ini tiap hari pake sneakers mulu.
udah gitu sneakers buluk. kagak di cuci sejak di beli
pake T-shirt udah jadi ciri khas gue.
gue pun selalu nyanyi2 lagu yang nggak di sukain ceweknya, jangankan ceweknya, sobat gue aja kadang suka nganggap gue aneh dan ngikik pas liat gue dengerin musik kesukaan gue dan joget-joget riang.
FYI, ceweknya nggak terlalu suka ama gue. entahlah kenapa! udah gitu, seperti di lagu ini, ceweknya pernah nyelingkuhin sobat gue. Gosh! bagaimana bisa cowok secakep sobat gue, sebaik sobat gue, sekocak sobat gue, bisa di selingkuhin. dia kurang apa? sobat gue itu ampe ngesot2 nurutin maunya ceweknya. hupf...

gimana? menurut kalian, apa gue bisa ama ini cowok?
harusnya gue senang karena menjadi orang yang bisa menghibur dia, bisa buat dia ketawa, tempat dia share tentang mimpi2nya tapi kenapa ya begitu gue liat v-clip nya, kok gue malah sedih?
itu karena, kisah gue nggak berakhir kayak di clip ini.
kita emang sudah melalui ending dari clip ini. persis banget cara kita mengungkap perasaannya (biar ngerti, liat v-clipnya), tapi kisah kita nggak berakhir disitu doang. masih ada kelanjutannya. dan kelanjutannya itu nggak banget.
setelah kita melalui ending di v-clip ini, kita memutuskan untuk merobek kertas itu dan berjalan layaknya dua sahabat yang tak terpisahkan.
maaf banget ya...

Read more...

Tuesday, January 12, 2010

Lirikan Maut

well...hari iTu adalah hari Minggu. hari dimana orang bakalan males-malesan setelah enam hari berkerja keras. tapi nggak bagi gue dan ketiga temen gue tercinta - kenyo, Rea, Fikry. kita berempat memutuskan untuk ke kota tua buat nemenin Fikry. Itung2 terkhir kalinya kesono sebelum Fikry ke Jerman. gue seneng banget! maksud gue bukan seneng karena Fikry mau pergi tapi seneng karena ke kota tua dan seneng karena Fikry akhirnya bisa berangkat ke Jerman.
Tapi nggak semudah yang gue bayangkan. huh...
Kenyo! udah tau gue nggak pernah naik kereta ekonomi, masih aja disuruh nyusulin dia. lagian udah gue bilang kalau mau berangkat dari rumah tuh sms gue eh ini begitu kereta udah nyampe di stasiun, dia baru sms gue. gini loh..tadinya kita janjian mau ketemuan di kereta. biar nyampenya pas, kan dia sms gue dulu kalau mau berangkat dari rumah biar gue juga berangkat dari rumah. eh dia malah sms pas kreta udah nyampe stasiun, alhasil gue kalang kabut tancap gas ke stasiun. untung nggak ketinggalan kereta.
sialnya...gue nggak nemu Kenyo+Rea. udah gue bilang mereka suruh di pintu melambaikan tangan eh malah kagak nongol.
setelah tanya kiri kanan kalau ini bener kereta menuju kota, gue naiklah.

subhanallah....ini kereta apa pasar kaget?? RUAMEEEEE.....
aneka orang jualan ada disono. ampir aja gue ngejengkang saking kagetnya.
dan sialnya lagi! rea nelpon nyuruh gue nyusul ke gerbong bagian belakang. Damn! dimana bagian belakangnya? gue jalan aja ke arah belakang pundak gue.
Yeah...terima kasih kawan2ku tercinta. gue baru pertama kali naik kereta ekonomi udah di suruh berkelana menembus kerumunan orang menuju gerbong belakang.
banyak korban berjatuhan disana.
pertama...gue nginjek kaki emak2 "aww...aduh neng kaki saya!"
kedua...gue salah narik tangan orang "GUBRAK!" jatuh berentet.
ketiga...kali ini gue yang jadi korbannya, kena teriakan bapak2 yg manggil anaknya
kempat...gue numpahin dagangannya orang lain (tabrak lari!!)
Kelima...gue ngerasa ada yang narik2 tas gue. ya jelas aja gue teriak "WOI..BANG! INI TUH TAS SAYA NGAPAIN DI TARIK2. LEPASIN NGGAK! SAYA LAGI BURU2 NIH. NGEREPOTIN AJA!" trus gw ngacir gtu aja tnpa ada prasaan apa2 (bru tau gw diceritain kenyo klo itu namanya copet. dan gue baru aja marahin copet!!)haha...ohya ada lagi..
di tengah lorong kereta tuh ada kasur segeda gaban yang nutupin jalan. penjualnya tenang2 aja padahal tau gue mau lewat, gue udah permisi2 tetep dia cuek ngerokok. sialan lu, Bang! yaudah gue modal nekat, gue jalan di sela2 jalan yang masih tersisah. dan jalan itu ada dipinggir....banget deket pintu yang terbuka.
kEENAM...GUE HAMPIR AJA JATUH DARI KERETA! GOSH!!! pas gw lewat, itu kereta belok. gue ampir terpelanting keluar dari pintu terbuka itu. rambut mengibar2 nutupin muka, keringet netes, jantung mau copot rasanya, dan mulut gue makan daun2nan diluar sana.
hupf...nggak cuma itu aja!
ternyata setelah melalui perjuangan itu...jalannya buntu! maksud gue...pintu gerbong dimana gue berpijak saat itu, DITUTUP! great! gue nggak bisa jalan ke gerbong selanjutnya. karena pintunya di kunci.
yaudah...apa daya. gue diem di gerbong itu celingak celinguk kayak orang bego. mana keringet netes mulu, ketek basah, poni lepek, huhh...
pas liat ada bangku kosong, gue sambit langsung. untung di sebelah gue ibu2.
supaya nggak BETE, gue ajak ngobrol itu ibu2...
"Bu, bagian belakang kereta ini mana ya?" tanya gue.
"APA, NENG? BELAKANG? YE KALAU BAGIAN BELAKANG TUH YE NI...INI UDHA BELAKANG!!!"
buset!! hampir aja gue jantungan denger itu suara ibu2. Tiga oktaf!! haha
"hah? ini bagian belakangnya bu?" mampus! dimana kenyo+Rea??
"Bu, ini bener kereta ke kota kan?"
deg deg deg deg...gue takut banget kalau salah naik kreta. anjrit tuh duo anak!
"BENER KOK NENG! KOTA NTU NYANG PALING TERAKHIT NTAR! EMANG ENENG MAU KEMANA??"
walhasil cerita lah gue ke si ibu tiga oktaf tadi. dia baik, tapi belanjaannya bokk...banyak amir. sebagai anak muda yang baik, gue bantuin bawain. yah...
gue kira apes gue cuma disitu aja. ternyata tidak para pembaca!
karena datanglah segerombolan anak2 yg bawa amply dan mulai dangdutan di depan gue.
BERISIKK!!!! iya kalau suaranya bagus...nah ini tak ada ekspresi, suaranya cempreng. kasian juga sih gue ama itu anak2. gila! seumuran mereka, jam sgni gue tuh masih tdur ato nnton kartun. eh mreka malah kliaran di kreta. anak2 itu sperti mngerti tatapan iba gw.,mreka ngeliatin gw trus. gW jadi miris! krena gag mau nangis, gue ngeliat kearah lain.
JEP! jatuhlah gue ke tatapan seorang cowok. cowok yang lagi hinggap di pintu kereta.
HEITT...jangan sangka ini kisah kayak di sinetron2...
cause itu cowok ngeliatin gue trus, dgn tatapannya yang tajam. gue nggak suka! apa hak dia ngeliatin gue gtu? gue bales liatin. gue pelototin! gue majuin muka gue kayak nantang gitu. BERHASIL! itu cowok kaget dan langsung buang tatapannya.
huahahahaha....takut kan ente! kalah kan tatapan ente sama saya
tapi DEG! gue liat di sekujur tubuhnya banyak tattoo...MEIN GOTT!!! bajunya juga khas preman, gothic, gondrong dan kayak nggak mandi berminggu2.
waduh...gue salah melototin orang. ntar kalau gue diapa2in sama dia gmna? bisa aja dia marah karena gue pelototin tadi trus pas kereta berhenti dia nyegat gue. TIDAK!!!
tau2 kreta berhenti tuh...eh si ibu2 bangun dari duduknya. ternyata doi mau turun di stasiun itu.
"NENG INGET YE...KOTA ITU ABIS INI. NTAR NENG TURUN AJE!! IBU DULUAN YE. JANGAN PERCAYA SAMA ORANG ASING NENG!!"
thanks, Mom! sekarang semua orang ngeliatin gue gara2 suaranya yang menggelegar itu. sabar...sabar...
turunnya si ibu, diikuti para anak kecil pengamen dangdutan tadi. hupff...aman terkendali. tapi ternyata sebagai balasannya, ketenangan gue nggak berlangsung lama. karena itu si cowok yang bertengger di pintu kereta tadi...duduk di samping gue!!!!
HUAAA....EMAKKK!!!!!
spontan gue berdiri dan milih berdiri di depan pintu. kering...kering deh gue kena angin. bisa masuk angin nih gue.
Untung nggak berselang lama karena kereta udah sampe stasiun kota. langsung aja gue ngacir.
fikry sms katanya dia ada di deretan bangku2. gue lega! seenggaknya ada salah satu temen gue yg udah dateng, jadi kalau itu cowok mau ngapa2in gue...bisa gue kroyok huehehehe...btw, kmna itu cowok? ngikutin gw gag?
gw clingak clinguk kebelakang moga aja itu cowok gag ngikutin gue. AMAN!
gue juga skalian nyari sosok Kenyo+Rea. tapi wujud mreka gag ada. kemana ya mer -
BRAK!!!
SHITT!! kesialan gue masih berlanjut. gue nambrak tong sampah gara2 jalan sambil mundur. tuhan!
dgn malu gue angkat itu tong sampah dan berlenggang layaknya gag ada apa2. hupf...
susah banget sih mau ke kota tua.!!
fikry udah kliatan di sono. gue girang langsung ngampirin temen gue. berselang beberapa menit, kenyo+Rea datang.,
"SIALAN LO!!! GUE HAMPIR ABIS DI DALAM KERETA NTU!!! GARA2 LO NIH...BULUKKK!!!"
bener2 pngalaman yg tak terlupakan deh. sapa yg mau coba? yuk ah...tips saya mah sok cuek aja biarpun anda salah haha...
dan sbelumnya berdoa dulu biar sial tag menggandrungi anda. kalau perlu, bawa peta aja biar nggak nyasar dan pakai kacamata hitam supaya nggak ketahuan melototin preman haha

Read more...

Sunday, January 10, 2010

dan inipun menjadi lebih dari sekedar acting

baru sekarang ini gue baru tau susahnya acting.
well...gw emang suka acting. dari dulu gue selalu merhatiin aktor2 maupun actris yang pada jago2. mulai dari mimik, gerakan mata, bahasa tubuhnya, pokoknya semuanya.
dan gue suka itu semua.
gue sejauh ini fine2 aja melakukan acting. sampai suatu ketika datanglah moment itu, moment yang ngebuat dan merubah pemikiran gue tentang acting.
dia....pasangan acting gw yang sangat menyebalkan. betapa tidak, okelah dia istilahnya menjiwai peran tapi nggak gitu juga kali. gue geli di liatin mulu ama dia.
arrgggg.....
kita berperan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dalam pandangan pertama di sebuah pantai.
tau dong gimana cinta pada pandangan pertama? itu sangat amat berlumurkan cinta. tapi...kenapa mesti dia??
TIDAK!!!
udah ngomong slengekan, suka pegang-pengan tangan, iya sih itu acting tapi kan....ah pokoknya gue bete di pasangin ama dia.
hupf...tahan Shal! ini tuh untuk beberapa minggu aja kok. abis itu, selesai! be propessional, girl!
dan kayak nya sutradaranya ngeh deh. berulang kali gue ditegur gara2 acting gue kacangan. anjritt....ini tuh gara2 dia. coba kalau bukan dia! gara2 dia juga gue jadi ogah2an acting. apalagi acting mesra ama dia. kalau acting nabok sih gue semangat 45.
dan dia pun ngerasa juga karena berulang kali mergokin gue lagi dimarahin sutradara. tanpa dia mergokin pun kayaknya dia bakalan tau juga deh. secara dia kan pasangan gue. kalau kualitas acting dia oke, dia pasti bisa ngeh kalau acting gue kaku abis.
dia ampe bilang gini ke gue...
"Gue tau ini berat buat elo. gue tau kok ilfeel banget ama gue. tapi please Shall ini tuh cuma sementara. abis itu terserah elo mau nggak kenal ama gue kek...fine!"
deg...gue merasa tersinggung. dan lebih tersinggungnya lagi saat dia nyeletukin sutradara yang lagi marahin gue...
"Jelas aja actingnya aneh! orang tiap ketemu, dia melengos. paling nggak nyapa kek! gue kan pasangan dia"
wahh...ngajakin perang ini orang!
oke! liat aja lo, gue tunjukin kalau acting gue nggak kacangan. kit aliat siapa yang bakal kalah.
HUH!!!!

Read more...

Persahabatan Dua Kodok

Kenapa sih Rama nggak pernah ada waktu lagi buat gue? Sok sibuk banget dia sama temen-temen basketnya yang nggak guna itu. Dimana dia kalau gue lagi butuh? hah? Kayak gitu kok ngaku best friend gue. Dasar sotoy....udah marah-marah nggak jelas, padahal kan dia yang salah - Frea to Rama

Oh...jadi gitu? jadi setelah dia marah-marah ama gue, dia ninggalin gue gitu aja? oke gue seneng kalau dia mulai bisa buka hati tapi kan nggak gini caranya. Gue diabaikan. sok sibuk ama Babas dan Ray. Gue lagi butuh dia banget, nggak pernah muncul - Rama dengan seribu sebal untuk Frea

Cowok dimana-mana emang sama. gue udah duga! semua orang yang gue sayangin pasti ninggalin gue. Nyokap...bokap...Rama...dan Ray. Shitt! kenapa gue bisa sebodoh itu untuk dijadikan cewek taruhan. Gue terlalu GR!! - Frea to Ray

Apapapun akan gue lakukan untuk melindungi Frea. Siapa yang menyentuh Frea, itu berarti dia menyentuh gue juga. Dan gue nggak akan sembarangan membiarkan orang menyentuh gue - Eka to his own self

Cuma Babas yang ngerti gue. Dimana Rama? ngakunya sobat gue tapi nggak pernah muncul tuh dia. Terus aja sono ama Shena dan cunguk-cunguknya. Babas selalu ada disaat gue butuh. top banget deh dia - Frea to Babas

Betapa menyenangkannya mempunyai sahabat seperti Rama. Frea sangat beruntung. Gue pun ingin memilikinya. Gue pikir Frea mengerti Rama luar dalam tapi ternyata gue yang lebih ngerti Rama. haha...gue seneng Rama selalu cerita ke gue. Gue udah dianggap sahabatnya - Shena to her own self.

Gue emang bukan siapa-siapa. Tapi bukan berarti gue biarin Frea diperolok oleh anak-anak satu sekolah, terutama anak basket. Gue nggak ngerti kenapa Tuhan mempertemukan gue dengan Frea. Frea, elo akan selalu ada di hati gue. gue akan selalu ngejaga elo semampu gue - Babas to Frea

Okay! damn it! Eka you got me. What happened to my self? I hate being through this part. Hey....I am the big Playboy ever. but how come suddently i feel like a...big jerk ever in the world? that just because her. Hell ya..i am damn in love with her - Ray to Eka

Hanya sebuah cerita sederhana yang mengulas kehidupan persahabatan kedua remaja yang berbeda jenis, sifat dan pemikiran. Nggak pengen mendramatisir tapi emang ini pasti terjadi dalam kehidupam di sekitar kita. Nggak memungkiri ini terjadi juga dalam hidup gue - Shally to all

Read more...

Followers

About This Blog

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP