BEAUTIFUL PART 2
"Pulsa?"
si pengendara motor itu nyengir kuda.
"Sebenernya sih saya butuh jas hujan, Mbak! tapi kalau mbak mau ngasih pulsa juga oke kok,"
Gadis itu makin mengerutkan keningnya. "Hah?"
"Gimana? ada nggak?"
"Eng...ada apa ya?" si gadis mengerjapkan mata.
"Pulsanya? atau mbak punya jas hujan?"
Gadis itu bengong cengoh. Si pengendara motor mengulum senyum kecil yang lambat laun menjadi tawa.
Gadis itu makin bengong cengoh tapi tau-tau bibirnya melebar membentuk cengiran kaku.
"Hehehe...lucu ya, Mas? ada apa sih?" tanyanya innocent.
Pengendara motor itu melepaskan jaketnya. Ada cipratan air yang mengenai wajah si gadis.
"Ups, sorry!"
Gadis itu memperhatikan si cowok yang mengibar-ngibaskan jaketnya, membuat si gadis bergidik menjauh takut kecipratan airnya.
"Elo kan udah basah, ngapain jauh-jauh gitu? kecipratan dikit mah nggak ngaruh,"
si gadis membenarkan dalam hati.
"Ohya, jadi gimana? ada yang jual pulsa nggak?"
Meski masih agak bingung, gadis itu menggeleng menjawab pertanyaan si pengendara motor.
"Ta - tapi gue punya pulsa kok kalau cuma buat nelpon semenit doang,"
Sang pengendara motor tersenyum lebar.
"Minta dong! bentar doang. Dua puluh detik doang kok,"
Gadis itu menatap ragu si pengendara motor. Mengerti arti tatapannya, sang pengendara motor mengulurkan tangannya.
"Kenalin, nama gue Rio. Anak tunggal, rumah di daerah Kuningan sono, jago nyanyi, dari TK udah juara kelas, sejauh ini belum ada catatan kriminal. kalau elo masih nggak percaya, boleh kok KTP gue sebagai jaminannya,"
Gadis itu menelan ludah.
"Nih," Gadis berseragam SMA Dinamika itu mengulurkan hpnya. cowok pengendara motor itu menatap bengong hp itu. Bukan karena apa-apa tapi si gadis baru saja mengeluarkan hp dari dalam tasnya yang basah. dan hp itu terbungkus kantong plastik hitam lengkap dengan karet gelang berwarna kuning.
"Maklum kan tadi mau ujan. makanya gue bungkus plastik biar nggak rusak," katanya mengerti tatapan kaget Rio.
"Ohya, nama gue Seby,"
Dengan riang Rio mengambil hp milik Seby dan menekan sebuah nomer. Seby memeperhatikan Rio yang sedang menelpon.
"Bar, dimana sih tempatnya? ini gue kesasar! gue ada di daerah eng..." Rio menoleh kearah Seby meminta informasi daerah mana ini.
Seby mengangkat alis tak mengerti kenapa Rio ngeliatin dia. Rio frustasi, ternyata cewek SMA disampingnya ini lemot abis.
"Pokoknya di daerah Sudirman agak kesono dikit. nyenggol Tosari lah. ngelewatin tiga jembatan. nah, mana tuh? gimana? gue kudu kemana nih? mana disini ujan. design-nya udah gue bawa. kayaknya kena ujan dikit deh,"
Seby menebarkan pandangan ke sekeliling bangunan. Baru ia sadari kalau bangunan ini lumayan serem. untung pintunya tertutup, ia hanya melongo melalui jendela. mana kaca jendelanya udah pecah. di dalam bangunan yang lebih mirip kantpr Kelurahan itu, kosong melompong. tak ada kursi maupun meja, lantainyapun kotor banget. udah nggak jelas warna lantainya apa tuh.
"Nih, thank you ya!" tau-tau Rio udah menyerahkan hpnya.
"Dua puluh detik lebih nih kayaknya," gumam Seby melihat LCD hpnya. Rio mendelik.
"Ya mapun! elo daritadi tuh bengong ngitungin? wow! otak lo jalan juga ye?"
Seby mengerutkan keningnya dalam.
"Maksudnya?"
Rio nyengir lebar. ia memperhatikan Seby. Seby bergidik takut dengan pelan-pelan mengangkat tasnya menutupi dada. Bukan apa-apa, tapi kan saat ini kondisi Seby sedang berdiri dengan seragam basah kuyup tanpa jaket pula. udah gitu, dia cuma sendirian dengan kertas-kertas tugas di tangannya.
"Elo anak SMA favorit ya? kok bisa? em..." Rio mengetukkan jarinya di dagu. Seby membelalakan matanya. Tapi Seby berpura-pura cuek, ia tak menggubris cowok di sebelahnya.
"Hujan kok nggak berhenti-berhenti sih," kata Seby dalam hati sambil memperhatikan hujan dihadapannya.
"Rumah lo mana?" tanya Rio membuka obrolan. Seby melirik sekilas.
"Ada kok disana. Lagi nggak gue bawa nih," jawbnya cuek.
Rio terkikik. Seby melihat-lihat sekitar, berusaha tidak mempedulikan Rio.
"Ntar deh kalau ujannya udah berhenti, gue ganti pulsa elo" kata Rio lagi. kali ini Seby diam tak menjawab.
"Tapi elo tau nggak yang jualan pulsa disini mana? atau elo punya jas ujan? gue beliin sekarang deh kalau ada jas ujan,"
Seby menoleh cepat menatap Rio dengan kerutan kening.
"Yehh...dia balik lagi ke pertanyaan awal yang bikin gue bingung" batin Seby. Rio tertawa renyah melihat reaksi Seby.
"Elo sih jutek banget. Elo tuh masih muda, masih SMA, jangan jutek-jutek. Tadi aja gue kira elo udah emak-emak(Seby melotot syok). Tapi pas liat seragam elo, masih SMA toh"
Seby geleng-geleng kepala.
"Apa gue nekat aja lari buat pulang daripada disini sama cowok edan? cerewet pula! mana nyangka gue emak-emak. tapi tugas gue gimana?" batin Seby bingung.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apa Seby nekat dan membuat tugasnya berantakan atau tetap stay dan mendengarkan celotehan Rio?
Masih ada BEAUTIFUL PART 3 kok, tenang aja...
0 comments:
Post a Comment