BEAUTIFUL PART 8
Seby nggak peduli sekarang ini intensitas kemarahan Ibunya makin meningkat, dia juga nggak peduli sekarang ini Ozan jadi sering menggedor-gedor pintu. Ini dilakukannya demi mencapai tujuannya untuk berubah. sekarang ini Seby lagi berkonsentrasi memperbaiki kondisi badannya. Muka yang jerawatan, harus segera di libas. Dengan sedikit memaksa, ia meminta tambahan uang saku untuk membeli pembersih muka, bedak, dan berbagai krim untuk menjaga kebersihan wajahnya.
"Seby, itu uang cepet banget abisnya! kamu beli obat jerawat berapa banyak sih??" itu salah satu omelan ibunya. Seby cemberut. mana? kata iklan di tivi, obat jerawat ini bisa menghilangkan jerawat. kok pas dia pakai, nggak ilang-ilang sih? alhasil Seby menambah sedikit lebih banyak takaran dari yang di haruskan. Karena Seby makainya banyak-banyak ya obat jerawatnya jadi cepet abis. beli lagi, ya beli lagi deh.
"Jelita, kalau mandi jangan lama-lama dong!! gue udah telat nih" ini omelan Ozan sambil menggedor pintu kamar mandi. Seby cuek aja, dia akan menggosok setiap detail tubuhnya demi merontokan daki yang menumpuk di sela-sela badannya.
Nggak cuma itu doang, Ibunya Seby heran banget kalau jam lima sore, Seby udah masuk kamar mandi sambil menyincing handuk.
"Tumben banget itu anak sekarang rajin mandi sore" gumamnya tapi mau nggak mau, beliau tersenyum juga.
Yang bikin Ibunya heboh lagi, sekarnag ini dirinya tak perlu berteriak lantang untuk menyuruh Seby nyapu dan nyiramin tanaman. Karena sebelum di suruh, Seby udah standby di depan rumah dengan selang di tangannya. dan beberapa jam kemudian, rumah sudah bersih di sapu.
Ohya, pernah suatu malam. saat Seby lagi asik mengoleskan krim di wajahnya, Ozan dengan gaya senyum-senyum ada maunya, menghampiri Seby.
"Jelita, elo kan baik. elo itu adik gue yang paliiingggg baik" Ozan memejamkan matanya saat mengatakan kata paling.
"Elo juga pinter, apalagi sekarang ini elo tambah cantik aja, gue do-"
"Udah deh, mana PR lo!" tau-tau Seby sudah mengulurkan tangannya. Ozan meringis kuda.
"Hehehe...tau aja sih lo" dengan malu-malu tapi pasti, Ozan menyerahkan tumpukan buku kearah Seby.
Tanpa banyak berkomentar, Seby mulai mengerjakan PR Ozan. Ozan memperhatikan adiknya itu. "Kok elo tumben nggak protes? biasanya kalau gue suruh ngerjain PR, elo ngomel berentet ampe kuping gue soak, ngalahin suara knalpot bajaj yang sering lewat depan rumah"
"Itu karena gue baik, pinter dan cantik" jawabnya santai tanpa mengalihkan pandangannya dari tuags-tugas Ozan.
"Widihh...kata sapa tuh? ati-ati itu cuma rayuan gombal. elo jangan mau di rayu begituan ama cowok tengil. jangan mudah terjebak. ini gue kasih tau karena gue kakak yang care sama adiknya"
"Lha kan yang ngomong tadi elo" jawab Seby lagi dengan gaya yang sama. Ozan mendelik.
"Ha?"
"Itu berarti tadi elo abis ngerayu gombal dan elo itu cowok tengil" jawab Seby, masih dengan gaya yang sama.
***
Perlahan tapi pasti, jerawat-jerawat yang menjadi penghuni tetap wajah Seby, berangsur pergi. meski awalnya aneh, tapi Seby bertahan untuk tetap rutin membersihkan wajahnya. Ternyata hasilnya memuaskan. Seby jadi senyum-senyum sendiri kalau melihat wajahnya. Belum lagi sekarang dia sering luluran. wah pas awal luluran, banyak banget daki yang rontok. dan sekarang, kulitnya jadi lebih bersih dan halus. Dia harus rutin membersihkan diri karena tiap hari dia berkutat dengan asal polusi Jakarta.
Satu hal yang bikin Rio bingung, kenapa sekarang Seby ogah pulang naik motor bareng dia? hanya ada satu alasan yang menurut Rio nggak masuk akal.
"Kalau naik motor ntar muka gue kena debu, jerawatan lagi deh. gue naik angkot aja deh. kan di dalem tuh, udah gitu gue bisa pakai sapu tangan. oke!"
Rio bingung berat, semenjak beberapa minggu lalu saat Seby memutuskan untuk berubah, dirinya tak pernah "diajak" lagi sama Seby. sekarang ini Seby kemana-mana sendiri. mungkin dia hunting kosmetik atau apa gitu kali. Rio mencoba berfikiran positif aja. toh sekarang Seby jadi terlihat lebih bersih, nggak lecek kayak dulu lagi.
Nggak cuma wajah dan badan Seby aja yang sekarnag terlihat lebih bersih. tapi juga penampilan Seby berubah total. dia menanggalkan rok panjangnya, digantikan rok pendek, memakai kaos kaki putih panjang sampai sebetis, sepatu hitam yang tiap minggu di cuci [ibunya ampe sujud syukur ngeliat anaknya mencucui sepatu. akhirnya...], kemejanyapun di sulap menjadi lebih pendek dan kecil. Dasi sekolahnya yang selalu di pakainya dengan bangga, sekarang di masukin ke tas. di pakai kalau cuma ada rasia kelengkapan seragam. tentu saja bukan cuma Ibunya, Ozan dan Rio yang kaget dengan transformasi Seby ini. tapi juga teman-teman sekelasnya. jelas saja, ini kan perubahan yang kentara banget.
dengan bangga, Seby mengangkat wajahnya dan tersenyum bila tau reaksi terkejut teman-temannya.Kalau dulu semua orang ngeliatin dia karena dia saltum atau karena ada cabe di giginya, atau karena ada bekas odol di pipinya, sekarang mereka semua melihat kearahnya karena dirinya sekarang sudah berubah total. Nggak lagi rambutnya berantakan karena gag sisiran berhari-hari, nggak ada lagi Seby yang cemberut jutek dengan muka penuh jerawat. yang ada sekarang, rambut rapih di kucir kuda, poninya tersibak menampilkan wajahnya yang kini bersih dan cerah, dan cara berjalannya yang penuh pecaya diri. btw, cara berjalan ini dia pelajari dari Sheila loh. perlu waktu berhari-hari untuk memberanikan diri tuk berjalan seperti ini.
Setelah pede dan mempersiapkan segala hal, Seby lanjut melangkah ke tahap selanjutnya. yaitu mendekati Rama. ini adalah hal paling sulit! bagaimana bisa ia mendekati Rama, kalau baru liat sosoknya aja, Seby udah keringat dingin nggak karuan.
Ntar kalau dia nyamperin Rama, yang ada Rama bilang gini "Hah? sapa lo?" sambil menaikkan sebelah alisnya. malu berat kan!
Seby memutar otak.
"Langkah awal, dia harus tau siapa gue dulu" katanya mengetuk-ngetuk pelipisnya.
"Gimana caranya supaya bisa di kenal Rama?" Seby terdiam, dia berfikir keras.
"OH IYA! gue tau gimana caranya" Seby menggebrak meja. untung di kelas nggak ada orang, semua murid lagi pada keluar kalau jam-jam istirahat begini.
"Rama itu kan populer, mau nggak mau gue kudu jadi orang yang juga populer. biar dia tau kalau gue itu ada, jadi kalau gue ngedeketin dia, dia nggak bakal kaget"
TAPI....itu sama aja mustahil bukan sih? jadi populer?
***
Mungkin ini adalah mimpi atau ini cuma halusinasi penglihatan tingkat tinggi, karena di kelas sebelah, ada sekumpulan anak-anak cewek yang lagi asik cekikikan dan mengobrol seru, dan ditengah-tengah mereka itu ada Seby. HAH? beneran. Seby hadir disana. Seperti dengan cewek-cewek disana, Seby juga tak kalah asik. Dia tertawa riang bersama yang lainnya, menyondongkan badannya tuk ikutan nimbrung obrolan bersama mereka.
"Gila lo, Seb! nggak nyangka "
0 comments:
Post a Comment